Seorang bayi perempuan hasil proses pembuahan bayi tabung dari seorang ayah yang "bersperma nol" lahir dengan cara sesar di Melinda Hospital Kota Bandung, Jumat.

"Bayi tabung ini istimewa karena pembuahannya cukup rumit karena ayah bayi itu mengalami kelainan `sperma nol` sehingga sperma diambil dari testis," kata Direktur Melinda Hospital, Susan Melinda di Bandung, Jumat (1/4).

Menurut Susan, bayi perempuan itu lahir pada Jumat (1/4) dengan kondisi normal panjang 45 centimeter dan berat 2,5 kilogram. Kelahiran bayi yang ibu dan bapaknya asal Kota Bandung itu dilakukan dengan cara sesar karena mengalami posisi sungsang.

"Kelahiran bayi tabung mungkin sudah tidak asing lagi, namun ini dari kasus non sperma atau `azoospermia non-obstruksi`," kata Susan.

Meski demikian, Susan tidak bisa menyebutkan nama dan alamat kedua orang tua bayi perempuan itu. Namun ia menyebutkan langkah melakukan program bayi tabung itu dilakukan setelah selama delapan tahun tidak menghasilkan anak.

Sementara itu tim dokter yang menangani proses bayi tabung itu adakah Dr Susan Melinda, dr Yulius, dr Tita, dr Rini dan dr A Rontigor Sihombing.

Susan Melinda menerangkan, proses bayi tabung dengan kasus suami sperma nol tersebut dilakukan sekitar sepuluh bulan lalu. Karena mengalami sperma nol maka diputuskan melakukan operasi untuk mendapatkan sperma dari testis dengan melibatkan spesialis eurologi.

"Setelah operasi diperoleh beberapa ekor sperma, kemudian dibekukan dan selanjutnya disuntikan ke dalam indung telur dan akhirnya satu berhasil melakukan pembuahan," kata Susan.

Menurut dia, penyebab kasus nol sperma tersebut bisa karena ada sumbatan atau karena ada kelainan produksi hormon sperma.

"Proses bayi tabung dengan kasus sperma nol ini cukup rumit, tingkat keberhasilannya hanya 10 persen, dan syukur kami akhirnya bisa melakukannya hingga akhirnya bayi itu lahir pada Jumat pagi tadi," kata Susan yang juga dokter spesialis kandungan itu.

Kelahiran bayi istimewa tersebut disambut suka cita oleh orang tua kedua bayi perempuan itu serta seluruh tim bayi tabung Melinda Hospital yang lebih dari sembilan bulan memantau perkembangan ibu dan bayi itu.

Kelahiran bayi dari sperma yang sangat minim itu, menurut Susan, memberikan harapan kepada para pasangan suami istri yang belum memiliki momongan untuk mendapatkan melalui proses itu.

"Keberhasilan program bayi tabung dengan sperma nol atau azoospermia non-obstruksi itu membuktikan, meski sperma minim namun tetap bisa mendapatkan momongan. Diharapkan hal ini memberikan pencerahan dan semangat baru bagi pasangan suami istri yang bermasalah dengan proses reproduksinya," katanya.

Ia menyebutkan, bayi tersebut masih akan menjalani perawatan dan pemantauan selama tiga hari atau normal seperti bayi-bayi yang lahir normal.

"Kondisi bayi itu normal, sama dengan yang lainnya cukup tiga hari saja," kata Susan Melinda.

Sekitar dua bulan lalu, rumah sakit khusus kandungan dan persalinan itu juga berhasil menangani kasus bayi mini yang lahir dengan berat badan di bawah normal dan merupakan bayi terkecil yang lahir di rumah sakit itu bahkan di Kota Bandung [erabaru.net]

0 komentar:

Posting Komentar